Sabtu, Maret 14, 2015

CERPEN "KISAH PEMULUNG TUA"

KISAH PEMULUNG TUA
      Pada suatu kota ada seorang pemulung tua yang bernama Kakek Bun. Untuk hidup, Kakek Bun mengandalkan uang hasil memulungnya. Tetapi Kakek Bun mempunyai sifat pemarah dan kalau ditolong tidak mengucapkan terima kasih. Pada hari Sabtu pagi turun hujan yang sangat deras, Kakek Bun tidak bisa pergi memulung karena hujannya begitu deras.
      Tiba-tiba datang seorang warga kota  yang mendekati Kakek. Ternyata ia mau menawarkan jas hujan untuk dipinjam Kakek Bun agar dapat pergi memulung. Kakek Bun langsung mengambil jas hujan tersebut. Tetapi Kakek Bun langsung pergi dengan membawa karung untuk memulung tanpa mengucapkan terima kasih.
      Saat pergi memulung Kakek Bun bertemu dengan seekor kucing. Kucing itu terus mengikuti Kakek Bun kemanapun Kakek Bun pergi. Kakek Bun menjadi marah. Ia menendang kucing itu sampai kucing itu terlempar jauh. Namun Kakek Bun tidak punya rasa bersalah sedikitpun. Ia malah senang kucing itu terlempar jauh. Warga kota yang melihat kejadian itu tidak heran, karena Kakek Bun memang sering melakukan hal itu.
      Sekarang sudah sore hari, tetapi Kakek Bun hanya mendapat sedikit rosok yang dikumpulkan. Kakek Bun malah menyalahkan kucing yang dari tadi mengikutinya. Padahal hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan kucing itu. Kemudian Kakek Bun mencari kucing itu.
      Kucing itu ternyata bersembunyi di balik rerumputan. Saat ingin didekati, kucing itu terus menghindar dan menjauhi Kakek Bun. Kakek Bun semakin kesal dengan kucing itu. Kemudian Kakek Bun mengejar kucing itu. Tetapi Kakek Bun tidak bisa mengejarnya karena larinya begitu kencang.
      Karena menyadari bahwa hal ini hanya membuang waktu, Kakek Bun meneruskan pekerjaannya. Pada saat bekerja, Kakek Bun bertemu seseorang yang berprofesi sama seperti Kakek Bun. Mereka pun berkenalan dan semakin akrab. Nama pemulung itu adalah Pak Edo. Sejak saat itu Kakek Bun tidak kesepian lagi. Esok harinya mereka bertemu di perempatan jalan. Mereka pun pergi memulung bersama sama.
      Saat Kakek Bun tidak punya uang, Pak Edo dengan senang hati membantunya. Setelah mengenal Kakek Bun lama. Pak Edo mengenalkan keluarganya. Kakek Bun dibawa ke rumah Pak Edo. Disana Kakek Bun sangat bahagia karena keluarga Pak Edo sangat ramah kepadanya.
      Hampir setiap hari  Kakek Bun bertamu ke rumah Pak Edo. Keluarga Pak Edo pun tetap menyambutnya dengan ramah. Tetapi saat mengetahui bahwa Pak Edo memelihara kucing, Kakek Bun agak kesal. Apalagi kucing yang dipelihara Pak Edo adalah kucing yang pernah ditendangnya itu. Karena hal itu Kakek Bun tidak setiap hari bertamu ke rumah Pak Edo.
      Pak Edo merasa curiga karena Kakek Bun menjadi jarang bertamu ke rumahnya. Saat pergi memulung,  Pak Edo menanyakan hal itu kepada Kakek Bun. Ternyata Kakek Bun sangat benci kucing, karena mereka binatang yang manja dan sukanya hanya meminta makanan saja. Akhirnya Pak Edo pun menasihati Kakek Bun. Tetapi Kakek Bun tidak mau mendengarkan nasihatnya, karena sifatnya yang keras kepala. Pak Edo pun menyadari hal itu wajar karena sifatnya yang seperti itu sejak lama.
      Setelah satu bulan, Pak Edo berkata kepada Kakek Bun bahwa dirinya dan keluarga akan pulang kampung karena akan ada acara keluarga selama tiga hari. Mendengar hal itu Kakek Bun sangat sedih, karena Pak Edo lah yang sering membantunya selama ia dalam kesusahan.
      Esok harinya Pak Edo berangkat ke terminal. Kakek Bun tidak berangkat kerja, karena Kakek Bun ikut mengantarkan Pak Edo dan keluarga berangkat ke terminal. Waktunya bus berangkat, Pak Edo segera berpamitan dengan Kakek Bun karena dialah teman yang terbaik untuknya.
      Setelah mengantar Pak Edo ke terminal, Kakek Bun pulang ke rumah. Kini Kakek Bun sendirian dan kesepian karena ditinggalkan Pak Edo yang menjadi teman terbaik selama hidupnya.
      Pagi hari Kakek Bun menyiapkan semua yang akan dibawa memulung. Pada saat memulung Kakek Bun teringat Pak Edo     yang selalu menemaninya pergi memulung. Karena kesedihannya Kakek Bun tidak   begitu berkonsentrasi kepada pekerjaannya. Akibatnya hanya sedikit rosok yang dikumpulkan.

      Setelah tiga hari Kakek Bun ditinggal Pak Edo, Kakek Bun mendapat kabar yang sangat menyedihkan. Bus yang ditumpangi Pak Edo dan keluarga terguling di jurang. Pak Edo tewas, istrinya luka berat, anak anaknya hanya luka ringan. Mendengar hal itu Kakek Bun merasa terpukul. 

0 komentar:

Posting Komentar